TEMPO.CO, Jakarta -Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Selasa siang hingga sore, 9 November 2021 dimulai dengan PT Harapan Bangsa Kita atau GK Hebat milik Kaesang Pangarep membeli sebanyak 188,24 juta lembar saham perusahaan pengolah makanan beku berbasis udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP). Nilainya mencapai Rp 92,2 miliar.
Kemudian viral uang kertas pecahan dengan nominal Rp 1 juta yang bermula dari akun Tiktok milik @wandysky, diunggah pada 5 November 2021 lalu. Serta berita tentang rupiah menguat. Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat rupiah ditutup menguat 7 poin.
Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Kaesang Pangarep Beli Saham Produsen Makanan Beku Berbasis Udang Rp 92 Miliar
PT Harapan Bangsa Kita atau GK Hebat milik Kaesang Pangarep membeli sebanyak 188,24 juta lembar saham atau sebesar 8 persen saham perusahaan pengolah makanan beku berbasis udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP).
Transaksi itu adalah bentuk investasi sebagai portofolio saham secara langsung. Dengan pembelian saham di harga Rp 490 per lembar, artinya dana yang dikeluarkan oleh perusahaan milik putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu mencapai Rp 92,2 miliar.
Dalam keterangan resminya pada hari ini, Selasa, 9 November 2021, dalam disebutkan, selain penandatanganan perjanjian jual beli, juga disepakati kerja sama dua pihak dalam menjajaki sejumlah peluang bisnis terkait produk.
Selain itu, kedua perusahaan bakal mendorong adaptasi digital serta meningkatkan literasi digital dalam seluruh proses operasional perseroan.
GK Hebat merupakan platform akselerator UMKM yang didirikan oleh Kaesang Pangarep pada tahun 2019. Perusahaan itu didirikan untuk menjembatani kebutuhan UMKM dengan bisnis-bisnis lainnya. Adapun sejumlah merek makanan dan minuman di bawah GK Hebat meliputi Sang Pisang, Yang Ayam, Ternakopi, Siap Mas, dan Let’s Toast.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Viral Uang Kertas 1.0 Senilai Rp 1 juta, Peruri: Uang Spesimen Tak Laku
Uang kertas pecahan nominal tertingginya mencapai Rp 100.000, tapi belakangan ini viral uang kertas pecahan dengan nominal Rp 1 juta. Hal ini bermula dari akun Tiktok milik @wandysky yang diunggah pada 5 November 2021 lalu.
Dalam video tersebut terdapat caption, “#Uang pecahan selembar 1 juta.” Video Tiktok inipun sudah mendapatkan like sebanyak 5170 dengan komentar 613 kali.
Dalam akun video tersebut, uang pecahan Rp 1 juta ini ditulis dengan angka 1.0. Selain itu, untuk gambar bagian depannya tidak memuat tokoh pahlawan nasional, melainkan pula Indonesia dengan tambahan arah mata angin. Sedangkan di bagian belakangnya terdapat gambar seorang wanita tengah menari Pendet—tarian tradisional Bali. Selain itu, uang ini juga memiliki tulisan The Beauty of Indonesia.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dengan 613 kali dikomentar oleh netizen, tidak sedikit mereka yang menganggap ini adalah uang contoh atau specimen. “Itu bukan uang rupiah, cumin contoh…dan tidak dijadikan sebagai alat pembayaran,” ujar pemilik akun @Kang Zalmi.
Berdasarkan laman situs kominfo.go.id, klaim yang mengatakan bahwa terdapat pecahan uang kertas 1.0 senilai 1 juta rupiah adalah salah. Head of Corporate Secretary Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) Adi Sunardi mengatakan bahwa uang 1.0 dalam video viral tersebut adalah uang spesimen yang tidak bisa digunakan untuk berbelanja.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Beberapa Faktor yang Membuat Rupiah Menguat Hari Ini
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat rupiah ditutup menguat 7 poin. Hal itu seiring dengan indeks dolar yang melemah.
“Walaupun sebelumnya sempat menguat 35 poin di level Rp 14.252 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.260,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis Selasa, 9 November 2021.
Dia menjelaskan beberapa faktor yang membuat indeks dolar melemah. Dari sisi eksternal, pejabat Federal Reserve Amerika Serikat melanjutkan perdebatan tentang pemulihan pasar kerja, dan berapa lama lagi bank sentral dapat mentolerir inflasi yang tinggi.
Presiden Bank Fed Chicago Charles Evans mengakui pada hari Senin bahwa dia sedikit lebih gugup tentang inflasi yang tetap tinggi dari sebelumnya. Tetapi dia masih berharap The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga sampai tahun 2023. Rekannya, Presiden Fed Bank of San Francisco Mary Daly, akan berbicara di kemudian hari.
Sementara, kata Ibrahim, menjelang rilis data, sekelompok bankir sentral, termasuk Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, akan berbicara pada Selasa.
Baca berita selengkapnya di sini.